Indonesia Borderline With Malaysia
Diposting oleh Dhamar Arif Rahman | Label: tugas | Posted On Jumat, 14 Oktober 2011 at 19.57
Jakarta -
Kunjungan kerja, Komisi I DPR menemukan Malaysia telah mencaplok wilayah RI di
Camar Bulan dan di Tanjung Datu, Kalimantan Barat. Pencaplokan tersebut diduga
karena batas wilayah yang tidak jelas antara kedua negara.
Menurut anggota Komisi I DPR Roy Suryo, Indonesia banyak wilayah di perbatasan yang tidak jelas batasnya dengan negara lain.
"Banyak batas wilayah kita dengan negara tetangga yang belum jelas. Ini yang sebenarnya mengkhawatirkan kita semua," ujar Roy saat berbincang dengan detikcom, minggu (9/10/2011).
Menurutnya perbatasan antara Indonesia dengan malaysia di Kalimantan Barat, khususnya di wilayah Camar Bulan dan di Tanjung Datu termasuk yang tidak jelas. Oleh karena itu, Komisi I DPR akan segera mencari data terkait perbatasan tersebut.
"Kita ingin pastikan dulu apakah batas sudah jelas atau belum di wilayah itu. Kita sedang meneliti traktat atau perjanjian mana yang digunakan dan sepakati kedua pihak untuk menentukan batas negara," terangnya.
Dalam waktu dekat, Komisi I akan memanggil Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk menjelaskan sengketa perbatasan di Kalimantan Barat ini.
"Kita akan mengadakan rapat internal dulu untuk memanggil Menlu. Yang jelas kalau memang itu milik kita, kita tidak boleh mundur sejengkal pun," imbuh politisi Demokrat ini.
Seperti diberitakan, dari hasil kunjungan kerja, Komisi I DPR menemukan Malaysia telah mencaplok wilayah RI di Kalimantan Barat. Di Camar Bulan, tanah RI hilang 1.400 Ha dan di Tanjung Datu pantai RI hilang 80.000 meter persegi.
Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Linggawati Hakim mengatakan, wilayah perbatasan laut RI-Malaysia di Tanjung Datu, Kalimantan Barat, memang belum jelas. Di bagian Laut Cina Selatan itu, antara RI-Malaysia baru ada perjanjian Landas Kontinen 1969. Belum ada perjanjian Laut Wilayah dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Perundingan dengan Malaysia soal Laut Wilayah dan ZEE di Tanjung Datu baru akan dilaksanakan 16-18 Oktober mendatang.
(her/asp)
Menurut anggota Komisi I DPR Roy Suryo, Indonesia banyak wilayah di perbatasan yang tidak jelas batasnya dengan negara lain.
"Banyak batas wilayah kita dengan negara tetangga yang belum jelas. Ini yang sebenarnya mengkhawatirkan kita semua," ujar Roy saat berbincang dengan detikcom, minggu (9/10/2011).
Menurutnya perbatasan antara Indonesia dengan malaysia di Kalimantan Barat, khususnya di wilayah Camar Bulan dan di Tanjung Datu termasuk yang tidak jelas. Oleh karena itu, Komisi I DPR akan segera mencari data terkait perbatasan tersebut.
"Kita ingin pastikan dulu apakah batas sudah jelas atau belum di wilayah itu. Kita sedang meneliti traktat atau perjanjian mana yang digunakan dan sepakati kedua pihak untuk menentukan batas negara," terangnya.
Dalam waktu dekat, Komisi I akan memanggil Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk menjelaskan sengketa perbatasan di Kalimantan Barat ini.
"Kita akan mengadakan rapat internal dulu untuk memanggil Menlu. Yang jelas kalau memang itu milik kita, kita tidak boleh mundur sejengkal pun," imbuh politisi Demokrat ini.
Seperti diberitakan, dari hasil kunjungan kerja, Komisi I DPR menemukan Malaysia telah mencaplok wilayah RI di Kalimantan Barat. Di Camar Bulan, tanah RI hilang 1.400 Ha dan di Tanjung Datu pantai RI hilang 80.000 meter persegi.
Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Linggawati Hakim mengatakan, wilayah perbatasan laut RI-Malaysia di Tanjung Datu, Kalimantan Barat, memang belum jelas. Di bagian Laut Cina Selatan itu, antara RI-Malaysia baru ada perjanjian Landas Kontinen 1969. Belum ada perjanjian Laut Wilayah dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Perundingan dengan Malaysia soal Laut Wilayah dan ZEE di Tanjung Datu baru akan dilaksanakan 16-18 Oktober mendatang.
(her/asp)
Indonesia, is a large country. With land area about
1.919.440 km2 and sea area
3.257.483 km2 made Indonesia to be one of the largest country in the
world. Remembering our country is one of the largest country in the world, Indonesia
should firmly say where is the restriction of his nation. Diplomation is the
only way, to tell the world where is Indonesia borderline. We need great diplomat's, who
persistent to protect every inch of this country. i don’t agree with people
opinion, who always want to make a war with our neighbour country, as long this
problem can be discusses, why we need to war ? remember this, we are not
barbarian who always resolve the problem with war. We are one clump with
Malaysia, and majority people in Malaysia are muslim too, what happens if
muslim make war with another muslim ? Remember this, every muslim in every
country is brother.
I hope indonesia people could optimize the satellite technology , to oversee their area. just like the US do.
source : detik.com
Posting Komentar