Dugem dikalangan remaja

Diposting oleh Dhamar Arif Rahman | | Posted On Senin, 18 April 2011 at 23.14

Dugem dikalangan remaja

Dugem atau yang sering disebut dunia gemerlap, adalah sebuah media bagi orang-orang borjuis untuk menghilangkan beban pikiran mereka. awalnya dugem identic degna orang-orang paruh baya, mereka datang berbondong – bonding ke diskotek – diskotek hanya untuk melepas pikiran mereka. seperti tidak kenal batasan usia,kini dugem mulai merambat kekalangan remaja. Sebenarnya apa yang mereka cari ? kali ini saya akan membahas fenomena remaja yang ikut-ikutan dugem ini.
Masa remaja seperti yang kita ketahui adalah masa dimana banyaj sekali rasa ingin tahu akan sesuatu yang baru diketahuinya. Bagi saya sendiri dugem ini lebih condong ke hal – hal yang negative daripada yang positif. Dugem ini sendiri berasal dari kebudayaan barat, yang terbawa oleh arus globalisasi, dugem menuntut para pelakonnya untuk serba cool, trendi, dan mewah, berbeda sekali dengan budaya kita yang sangat senang dengan keserhanaan. Sudah menjadi rahasia umum kalu diskotek – diskotek menjadi salah satu tempat yang rawan pelanggaran hukum. Tempat – tempat seperti ini menjadi sarangnya peredaran narkoba, PSK, dan miras. Karena tempat seperti ini adalah sebuah tempat yang rawan akan pelanggaran hokum, maka remaja – remaja ‘labil’ ini pun akan sangat rawan di goncang dengan hal – hal negative.
Benarkah remaja – remaja ini memang hanya melepaskan kepenatan merka saja ? atau hanya sekedar ikut-ikutan trend, dan bisa memenuhi kriteria funky ?

Berikut adalah klasifikasi remaja dugem yang saya kutip dari slah satu blog

Klasifikasi Remaja Dugem
Dugem alias dunia gemerlap adalah gaya hidup yang menuntut serba keren, cool, trendi dan mewah. Para pegiat dugem ini berusaha abis-abisan untuk tampil prima, khususnya di depan orang lain. Mulai dari bacaan, makanan, busana, tontonan sampai tongkrongan. Kalo bacaan biasanya majalah-majalah yang banyak memuat soal mode, gosip artis en tips bergaul dengan sesama dugemer (aktivis dugem). Ini penting, soalnya kalau seorang remaja dugem ketinggalan berita maka bakalan terlempar dari arena pergaulan para dugemer. Biasanya, yang diobrolin seputar tempat nongkrong yang baru en asyik punya (nggak termasuk WC umum), gosip artis, film bioskop macam Lord of The Ring, kalau olahraga pastinya sepak bola – apalagi menjelang Piala Dunia 2002 –, NBA atau balapan F1. Canggihan dikit mereka bicara soal internet atau handphone keluaran paling anyar. Ngobrolnya bisa di rumah temen yang kagak bikin boring atawa Be-te, atau kalau lagi tajir bisa juga di cafĂ©. Kalau di mesjid kayaknya sih nggak deh, mungkin takut kualat.
Remaja dugem juga kenal klasifikasi alias pembagian golongan. Setidaknya itu yang disurvei oleh Surindo, satu badan survey nasional. Sekurangnya ada delapan segmen psikografis remaja di perkotaan, yang masing-masing mereka diberi nama (1) Remaja funky (15%), Remaja Be-Te (11,7%), Remaja Asal (8,6%), Remaja Plin-Plan (22,7%), Remaja Boring (16,8%), Remaja Ngirit (14,8%), dan Remaja Cool (10,3%).
Dalam surveinya Surindo menyebutkan kalau sebagian segmen ini kelihatan memberi harapan. Ada kelompok remaja yang sangat berhati-hati dalam berbelanja, tak mudah tertipu, mencari informasi sebelum membeli, terencana kritis, punya rasa percaya diri, dan punya perhatian terhadap masalah-masalah sosial. Tapi, sebagian lagi terlihat cemas, ragu-ragu, tak konsisten, tak punya rencana masa depan, bahkan tak percaya orang lain sehingga tak membuka diri atau berorganisasi. Wajar kalau dalam berbelanja mereka sering tertipu (Remaja Be-Te). Bahkan ada yang percaya dirinya rendah, tapi gengsinya tinggi sekali (Remaja Asal). Ada lagi yang plin-plan, pas lagi ngetren lagunya si cewek centil Pink ikut beli kasetnya, Creed ngetop ikutan nembang My Sacrifice biar kelihatan gagah, ada Bond manggung ke Jakarta ikutan nonton. Eh, Goyang Dombret ngetop ikutan juga goyang. Dasar plin-plan.
Nah, kamu masuk klasifikasi yang mana? Moga-moga masuk kelompok yang kesembilan alias golongan RRI, Remaja Rajin Ibadah.

Bikin kantong bolong
Apa sih bahayanya dugem? Yang jelas biaya hidup untuk jadi remaja dugem itu nggak kecil. Sebaliknya, justru dengan maraknya gaya hidup dugem ini, udah berapa juta uang melayang. Ujungnya memang menciptakan remaja-remaja borju. Menciptakan rasa persaingan di antara mereka dengan persaingan yang tidak pada tempatnya. Iya dong. Sebab, mereka berlomba dalam dunia gemerlap. Apa nggak puas dengan apa yang dimiliki selama ini? Sehingga kudu berlomba ngadain pesta ultah di diskotik, di hotel berbintang. Atau sekadar gonta-ganti HP, bawa mobil keluaran terbaru. Hmm… itu semua harus ditukar dengan uang. Bukan daun. Sekali lagi uang. Bener-bener bikin tekor deh. Bisa kamu bayangkan, jika untuk tampil dugem, seorang remaja kudu mengeluarkan uang rata-rata 200 ribu perak seminggu. Sebulan udah 800.000 perak minimal duit melayang untuk dugem. Kira-kira, berapa penghasilan ortunya? Kebayangkan gimana hebohnya? Duh, sayang banget uang segitu banyaknya cuma dipake untuk hura-hura.
Teman pembaca, fenomena ini bikin miris kita. Terus terang aja kita prihatin dan merasa kasihan sama teman-teman kita yang udah terlanjur jadi aktivis dugem. Kita khawatir, kalo nanti ada banyak remaja yang perutnya udah nggak bisa lagi menerima makanan murah, karena kebanyakan diisi makanan mahal produk bule. Jangan-jangan pas diisi keluar lagi. Maklum, nggak nyetel lagi. Sebab, udah kebanyak mengkonsumsi makanan kelas atas dengan harga selangit. Wuah?
Nyata banget, dugem emang bikin kantong bolong. Yup, dugem telah menciptakan remaja-remaja yang boros dan nggak menghargai rizki yang selama ini diberikan kepadanya dari Allah Swt. Kasihan banget ya?
Bikin keras hati
Kebanyakan main bareng teman yang sok gengsi dan boros, kudu hati-hati. Bisa-bisa kita jadi ikutan gaya hidupnya. Namanya juga gengsi yang diprioritaskan, nggak heran dong kalo yang dilihat selalu masalah gaya, alias penampilan. Dan untuk itu, uang yang bicara dong. Uang dan uang. Ujungnya, kita bisa jadi nggak peduli sama tetangga kanan-kiri. Tetangga sebelah kanan kita menjerit kelaparan, kita asyik dengan makanan mahal dan doyan nonton konser musik yang karcisnya untuk sekali masuk bisa mencapai harga 100 mangkuk bakso (kalo satu mangkuk bakso harganya Rp 3.500). Hmm… itu hanya untuk memenuhi nafsu dugem kamu aja.
Itu artinya kamu udah puya hati sekeras batu. Kamu nggak gampang terenyuh dengan penderitaan teman or tetangga kamu. Kamu masih bisa tertawa di atas penderitaan orang lain. Ciee… puitis banget kayak Nicholas “Rangga” Saputra (hmm.. maunya).
Teman pembaca, terus terang kita nggak abis pikir. Coba aja bayangin, waktu Jakarta terendam banjir, itu kan pas lagi rame-ramenya launching Film A2DC?, alias Ada Apa dengan Cinta?. Coba, warga Jakarta yang kebanjiran nunggu antrian untuk ditolong, eh, sebagian yang lain, dari kita-kita ini, malah rebutan dan rela antri hanya untuk dapetin karcis bioskop 21. Hanya untuk nonton aksinya Dian Sastro dan Nicholas Saputra. Hmm.. dunia… dunia.. Lebih parah lagi, sebagian orang seperti nggak peduli dengan banjir dan korban-korbannya malah ngadain peringatan eh pesta (agustusan kaliii?) Valentine’s Day di sejumlah hotel mewah.
Apakah rasa peduli kita udah pudar ditelan jaman? Apa iya kita tega menyaksikan saudara-saudara kita yang lagi menderita? Rasanya, jauh di lubuk hati kita yang paling dalam, mungkin masih tersisa setitik perasaan iba kita. Namun perasaan itu nyaris tak bisa terdeteksi, karena kalah dengan gaya hidup dugem yang emang udah nguasai dirimu.
Benar apa yang dikatakan seorang pengamat bahwa budaya populer memang bergerak begitu cepat, sangat cepatnya, sampai-sampai tanpa sadar kita diminta dengan ikhlas (baca:dipaksa) tunduk dengan logic of capital, logika proses produksi di mana hal-hal yang dangkal dan cepat ditangkap yang cepat laku.  Anthony Giddens menyebutnya sebagai dunia yang sedang berlari dan semua yang selalu berlari satu trek lebih tinggi memang tidak memiliki kesempatan untuk renungan-renungan yang mendalam. Yang penting dalam dunia ini adalah menjual dan membeli. Nah, lho.
Nah, teman-teman. Apakah kita mau mengorbankan hati nurani, keimanan dan ukhuwah kita hanya untuk mengikuti gaya hidup yang gemerlap tanpa juntrungan? Sayang, kan? [O. Solihin]


Gambaran Efisiensi Kehidupan Manusia, Didalam Film Wall-E

Diposting oleh Dhamar Arif Rahman | Label: | Posted On Kamis, 07 April 2011 at 04.30

Gambaran Efisiensi Kehidupan Manusia, Didalam Film Wall-E

Pendahuluan

Apakah anda pernah menonton film Wall-E ? ya film animasi box office keluaran Disney tahun 2009 yang menyabet film animasi terbaik pada Academy  Awards tahun 2009 ini memiliki sebuah fenomena menarik dalam kehidupan manusia belakangan ini, yaitu kehidupan yang lebih efisien. Namun, dibalik hal yang efisien ini, dapat membuat manusia menjadi lebih malas. Malas tadi dapat mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan menciptakan sebuah inovasi dalam kehidupannya, inovasi ini dapat memberikan efisiensi dalam  kehidupan manusia.Kita tahu segala hal yang diciptakan manusia, dapat memberikan efek negative ataupun positif terhadap manusia, tergantung seberapa sering kita menggunakannya, dan efeknya bagi kita.
Kali ini, saya akan memberikan gambaran, tentang keinginan manusia untuk membuat hidupnya efisien, dan efeknya yang kepada manusia. Menurut saya gambaran yang sangat pas adalah melalui film Wall-E, karena di film ini memberikan bagaimana kehidupan manusia dengan dikelilingi oleh macam-macam teknologi yang memanjakannya. Bagaimana efek psikis maupun psikologis terhadap penggunaan berlebihan terhadap alat – alat yang diciptakan manusia itu sendiri.
Berikut adalah cuplikan cerita film Wall-E tersebut, yang saya kutip dari www.Wikipedia.org

Isi

            Cerita berseting pada awal abad ke 22, di Bumi pada saat itu ada sebuah perusahaan raksasa bernama Buy N Large, persuahaan ini menguasai hapir seluruh perekonomian di Bumi pada saat itu, termasuk system pemerintahan. Namun kondisi Bumi pada saat itu sangat mengkhawtirkan, karena banyak sekali sampah yang menggunung berserakan di permukaan bumi, maka bumi pun menjadi bak tong sampah raksasa pada saat itu. Sehingga kelangsungan hidup manusia pun menjadi terancam oleh sampah-sampah ini. Unutk mencegah punahnya manusia, maka , Shelby Forthright (dipernakan oleh Fred Willard) selaku CEO Buy N Large, melakukan evakuasi besar – besaran terhadap seluruh manusia di Bumi selama lima tahun di atas armada kapal luar angkasa eksekutif bernama axiom yang menyediakan setiap keperluan manusia, dan dilengkapi dengan robot-robot yang semuanya berjalan secara otomatis untuk melayani kebutuhan manusia.
Karena pada saat itu kondisi bumi yang sangat ekstrem, maka Buy N Large pun meninggalkan ratusan ribu unit robot pembersih sampah yang diberi nama Wall-E. Robot – robot ini dipprogram untuk mebersihkan bumi dengan cara memadatkan sekumpulan sampah menjadi berbentuk kubus, lalu menumpuknya menjadi satu. Disini digambarkan kalau Wall-E sudah menumpuk banyak sekali sampah hingga sampai setinggi sebuah gedung pencakar langit, namun masih banyak sekali sampah yang berserakan disekitarnya. Namun tanpa disangka Forthright membatalkan Mega proyek bersih – bersih ini, karena CEO Buy N Large itu memperkirakan kalau pada tahun 2110 Bumi sudah terlalu tercemar dan tidak mungkin untuk ditinggali lagi. Lalu pada tahun 2815, hanya 1 Wall-E yang masih berfungsi dan masih terpogram untuk melakukan bersih-bersih tersebut.
.


Wall-E memilki obi yang unik, yaitu ia gemar mengoleksi barang – barang yang menarik di tumpukan sampah yang memenuhi Bumi, dan mengambil suku cadang dari Wall-E lain yang sudah tidak aktif lagi. . Ia sering menonton film musikal tahun 1969 yang berjudul Hello Dolly ! dari  sebuah kaset video. Video lainnya yang ia nikmati adalah Put on Your Sunday Clothes, dan adegan berpegangan tangan dalam video "It Only Takes a Moment" yang mengajarnya memiliki perasaan.
Pada suatu hari ketika Wall-E sedang bekerja, ia menemukan sebuah bibit tumbuhan, dia pun menanamnya pada sebuah sepatu using. Tidak lama kemudian, sebuah kapal luar angkasa mendarat dibumi dan mengeluarkan Eve (Elisa Knight). Eve sendiri adalah sebuah robot perempuan yang dikirim oleh manusia, untuk mencari tanda – tanda kehidupan flora di Bumi. Wall-E jatuh cinta pada Eve pada pandangan pertama, karena merasa malu untuk mengungkapkannya, Wall-E lebih memilih untuk memendam rasa cintanya kepada Eve trelebeih dahulu. Hari – hari sudah dilalui Eve dan Wall-E bersama-sama, sampai akhirnya Wall-E menunjukkan kepada Eve tumbuhan yang ia dapat ketika sedang bersih – bersih. Sensor pada tubuh Eve pun aktif, dan langsung mengamankan tumbuhan tersebut, dan Eve langsung menjadi non – aktif seketika.Disaat non – aktfnya Eve tersebut, Wall-E masih melindungi Eve, lalu Eve pun diambil kembali oleh pesawat yang mengantarkannya ke Bumi. Wall-E pun panik dan berusaha mengejar pesawat yang “mengambil” Eve darinya,, dan akhirnya Wall-E pun berhasil masuk kedalam pesawat tersebut.
Karena terlalu malas, manusia-manusia di pesawat Axiom menjadi gemuk. Kehidupan mereka serba prkatis, karena dengan mengklik tombol-tombol tertentu, maka apapun yang mereka inginkan dapat terpenuhi, bahkan aktivitas – aktivitas bersih – bersih di dalam pesawat Axiom itu dilakukan oleh robot sepenuhnya. Pilot pesawat ini adalah B. McCrea (Jeff Garlin), pilot yang biasanya memilki wewenang penuh terhadap navigasi pesawat, bahakn memberikan wewenangnya kepada system outopilot pesawat yeng bernama Auto. Suatu ketika, Wall-E mengikuti Eve ke dalam kapal, karena kelakuan Wall-E yang tidak biasa, menyebabkan manusia dan robot bertindak tidak seperti biasanya. Khususnya M-O, robot dekontaminasi yang diprogramkan untuk membersih setiap pencemaran di dalam pesawat , ia mengejar Wall-E supaya ia dapat membersihkan kotoran asing yang bersumber dari Bumi, dan dua orang manusia bernama John dan Mary yang sebelumnya hanya melihat melalui media elektronik berupa monitor, sehingga mereka melihat pemandangan secara langsung karena Wall-E membuat mereka terlepas dari monitor yang terpasang di tempat duduk mereka.
Setelah sampai di dalam pesawat, EVE diaktifkan kembali dan diprogram untuk mengantar bibit tersebut kepada McCrea agar diletakkan dalam alat pendeteksi yang dinamai holo-detector. Alat tersebut adalah sebuah mesin pendeteksi yang berfungsi memberikan informasi bahwa manusia dapat kembali hidup di Bumi, dan akan mengembalikan manusia ke Bumi secara otomatis setelah mendeteksi bibit tadi yang merupakan pedoman yang memungkinkan manusia untuk kembali hidup di Bumi. Sewaktu akan mendeteksi tumbuhan yang terdapat dalam tubuh Eve, bibit itu hilang. Eve dianggap telah rusak dan dikirim ke bagian perbaikan robot bersama Wall-E. Saat Eve diperiksa, Wall-E menyangka Eve akan dihancurkan oleh mesin pemeriksa tersebut, lalu ia merampas senjata plasma Eve dan menembakkannya, sehingga membebaskan robot-robot rusak lainnya di ruang perbaikan. Tindakan Wall-E menjadi ancaman bagi setiap penghuni pesawat Axiom, Eve dan      Wall-E menjadi buronan yang dianggap robot berbahaya. Eve yang tidak tahan dengan sikap Wall-E, mencoba mengantarnya kembali ke Bumi dengan menggunakan sebuah kabin.
Saat asisten utama McCrea (GO-4) tiba dan menyimpan bibit yang hilang itu ke dalam kabin; GO-4 yang mencurinya tanpa diketahui McCrea. Melihat bibit tersebut, Wall-E memasuki kabin tempat diletaknya bibit tersebut. GO-4 akan menghancurkan kabin tersebut dengan mengaktifkan program penghancuran secara otomatis sehingga akan meledak setelah hitungan mundur 20 detik. Saat itu Wall-E berada di dalam kabin tersebut, namun Wall-E berhasil meloloskan diri bersama bibit itu sedetik sebelum musnahnya kabin tadi. Eve lega karena Wall-E menyelamatkan bibit itu dan mereka terbang dengan bahagianya di angkasa sekitar pesawat Axiom.
Eve dan Wall-E mengembalikan bibit itu kepada McCrea. Kapten McCrea ingin mengetahui bagaimana keadaan Bumi pada saat ini, lalu McCrea memutar rekaman yang direkam oleh kamera yang terpasang pada Eve, yang membuat Eve menyaksikan usaha Wall-E melindunginya ketika ia dalam status non-aktif. Akhirnya, Eve juga jatuh cinta pada Wall-E. Terpesona oleh gambar-gambar kehidupan zaman dulu di Bumi sebelum berdirinya Buy N Large, McCrea perihatin melihat kerusakan alam di Bumi yang digambarkan dalam rekaman Eve. Kemudian McCrea merencanakan agar manusia kembali ke Bumi untuk memulihkan segalanya. Namun, Auto menegaskan bahwa manusia tidak boleh kembali ke Bumi, lalu ia terpaksa menampilkan tayangan berupa rekaman Shelby Forthright yang memerintahkan semua autopilot agar tidak mengembalikan manusia ke Bumi, karena proyek pembersihan yang diusahakan telah gagal. Auto yang dirancang untuk menuruti perintah tersebut, memberontak dan membuang bibit tumbuhan tersebut. Dalam memperebutkan bibit itu, Auto dengan ganasnya menyerang Wall-E yang mencoba melindungi bibit itu dan menekan tombol non-aktif di badan Eve. Wall-E dan Eve dibuang ke tempat pembuangan sampah bersamaan dengan bibit tadi, dan mengunci McCrea di dalam kamarnya.
Di tempat pembuangan sampah, Eve kembali aktif setelah sebuah tombol yang ada di dada Eve tersentuh oleh serangga. Eve berusaha mencari Wall-E, setelah menemukannya Eve melihat Wall-E telah rusak berat. Ia berusaha memperbaiki Wall-E, tapi usahanya sia-sia karena tidak ada komponen tubuh Wall-E yang cocok dengan yang ia temukan. Pada saat proses pembuangan sampah diaktifkan, gerbang pembuangan terbuka. Saat itu juga datang M-O yang mengejar Wall-E karena ingin membersihkan kotoran asing yang melekat di tubuh Wall-E. Kemudian M-O terjepit gerbang yang tertutup setelah sampah beserta Wall-E dan Eve dikeluarkan dari tempat pembuangan. Gerbang tidak sepenuhnya tertutup karena M-O terjepit pada gerbang saat mengejar Wall-E untuk membersihkan kotoran asing. Kesempatan ini digunakan oleh Eve untuk menyelamatkan diri dari pembuangan.
Setelah berhasil menyelamatkan diri dari tempat pembuangan sampah dengan bantuan M-O, Eve menolak perintah otomatis yang telah diprogramkan untuk membawa bibit ke pesawat. Ia masih berusaha untuk memperbaiki Wall-E, tapi Wall-E berharap Eve menuruti perintah tersebut sambil mengingatkan Eve jika seandainya mereka berhasil kembali ke Bumi,Wall-E dapat diselamatkan dengan suku cadang yang disimpannya.
Wall-E dan Eve membawa bibit tadi untuk diletakkan di mesin pendeteksi yang ada di pesawat Axiom dengan bantuan M-O. Mereka berdua dibantu McCrea yang menyuruh mereka agar cepat ke mesin pendeteksi tersebut, mereka juga dibantu robot-robot rusak yang membantu mereka dengan melawan robot-robot penjaga. McCrea membohongi Auto dengan mengatakan bahwa bibit itu ada padanya, dengan mengelabui Auto melalui visual dari monitor. Kemudian Auto mendatangi McCrea, lalu mereka berkelahi. McCrea berhasil mengaktifkan mesin pendeteksi, mengakibatkan Auto memiringkan posisi Axiom, mengakibatkan manusia-manusia yang tidak dapat berjalan menjadi berjatuhan dan tertumpuk di sudut pesawat. Auto mencoba menutup mesin pendeteksi tersebut, namun ditahan WALL-E dengan mengorbankan tubuhnya. McCrea berusaha untuk berdiri dan berjalan untuk mendekati dan mengalahkan Auto. Pada saat perkelahian dengan Auto, McCrea melihat tombol merah yang terbuka di bagian tubuh Auto. Lalu McCrea menekan tombol tersebut, sehingga Auto yang merupakan pengendali pesawat Axiom menjadi berstatus manual. McCrea dapat dengan sepenuhnya mengendalikan Auto, dan mengembalikan posisi Axiom ke posisi semula. Akhirnya, bibit berhasil dimasukkan ke dalam mesin pendeteksi (holo-detector), dan melepaskan Wall-E yang bertambah rusak karena terjepit mesin pendeteksi yang akan menutup. Setelah bibit tadi dimasukkan ke dalam holo-detector, pesawat Axiom menuju ke Bumi dengan kecepatan cahaya.
Setelah mendarat di Bumi, Eve bergegas memperbaiki dan menghidupkan kembali Wall-E dengan menggunakan suku cadang yang ada di tempat tinggal Wall-E. Sayangnya,Wall-E telah rusak berat dan hampir semua komponennya ditukar oleh Eve dengan yang baru. Meskipun Wall-E telah diperbaiki dengan sempurna, tapi Wall-E bukanlah Wall-E yang dikenal Eve. Wall-E telah menjadi Wall-E yang diprogram untuk mengerjakan tugasnya dan tidak memiliki perasaan dan ingatan yang dimiliki Wall-E yang Eve kenal. Eve sedih karena Wall-E yang dicintainya sudah tiada, Eve memegang tangan Wall-E lalu menempelkan kepalanya ke kepala Wall-E (bermakna ciuman). Percikan listrik dari “ciuman” tadi memulihkan ingatan dan kepribadian Wall-E, lalu dia dapat mengingat Eve dan bahagia karena dapat berpegangan tangan dengan Eve.
Manusia dan robot bekerjasama dalam memperbaiki kehidupan di Bumi dengan harapan baru, di bawah pimpinan McCrea. Akhirnya, kehidupan yang normal dapat dinikmati kembali oleh manusia. Seiring waktu dan kerjasama manusia dengan robot, Bumi kembali normal seperti sedia kala. Mengenai kelanjutan kehidupan manusia beserta para robot di Bumi, dapat dilihat pada lukisan-lukisan yang terdapat pada kredit penutup dalam film animasi ini.

Dari resensi cerita film Wall-E ini, apa yang anda simpulkan tentang kehidupan manusia pada film tersebut  ? pasti kita akan serentak menjawab “efisien” sekali. Ya karena semakin maju sebuah teknologi maka pasti akan semakin praktis sebuah kehidupan manusia, dan dengan kepraktisan yang berlebihan itu, akan membuat kita lebih sedikit bergerak, dan bukan tidak mungkin menjadi lebih “malas” karena terlalu sering dimanjakan oleh teknologi.  Kita semua pasti ingin segala hal yang praktis, seperti dengan menekan 1 tombol maka kita dapat pergi kemana saja seperti orang-orang yang ada di pesawat Axiom, atau dengan menekan  1 tombol kita dapat melakukan apa yang ingin kita lakukan.
Lalu apa bukti dari dengan keinginan manusia untuk lebih efisen dalam hidup, maka akan tercipta sebuah teknologi baru ? contoh dirumah anda memilki tv, tv tersebut dilengkapi dengan sebuah remote yang berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada kita, untuk dapat mengganti channel tanpa harus menekan tombol yang tersedia di TV tersebut. TV sendiri pada kemunculannya di masyarakat yang pertama kali, sekitar tahun 1930, namun pada masa remote pada TV belum lah ditemukan, remote TV pertama kali dikembangkan oleh Zenith Radio Corp pada tahun 1950, dua puluh tahun setelah penemuan TV itu sendiri, bahkan merek dagang mereka sendiri adalah lazy bones.  Lalu kita pasti pernah melihat sebuah pagar rumah atau pagar sebuah pabrik yang dapat dibuka ataupun di tutup dengan otomatis, ini juga salah satu inivasi dari manusia dalam meminimalisir kerja tubuh.

Kesimpulan
Bagi saya sendiri teknologi ini bagaikan pedang bermata dua bagi kita, disatu sisi memang dia memberikan kita sebuah kemudahan, namun dibalik kemudahan tersebut hendaknya kita jangan sampai menjadi malas bergerak, karena bergerak itu menyehatkan juga bagi kita, walaupun gerak tersebut sangatlah simple, kita tentu tidak mau bukan menjadi gendut dan otot-otot kita menjadi lemas karena jarang digerakkan ?

Sumber